MODELDAN TEKNIK PENERJEMAHAN KALIMAT BAHASA ARAB KE DALAM BAHASA INDONESIA Akmaliyah Abstrak bangsa lain sebagai pembaca tulisan itu (bahasa sasaran) adalah ,untuk memperoleh manfaat dari apa yang hanya terdiri atas fi’il dan fa’il saja. Selanjutnya ada kalimat perluasan (ةعسٞم ةلمج), yaitu kalimat sederhana
Pengetahuan tentang tata bahasa sangat luas pembahasannya. Termasuk di dalamnya adalah tata bahasa pada bahasa Arab. Apabila sahabat muslim sudah pernah belajar tentang isim, maka terdapat beberapa macam isim yang ada dalam suatu kalimat. Setidaknya terdapat sepuluh perubahan kata kerja. Salah satunya adalah isim fa’il. Dalam penggunaannya pada kalimat, fa’il ini berpasangan dengan isim maf’ul. Kedua isim ini memiliki perbedaan makna dan posisi. Satu isim berfungsi sebagai subjek sedangkan isim lainnya fungsinya menjadi objek. Kaidah ini hampir sama dengan kalimat yang ada pada bahasa Indonesia. unsur kalimat yang digunakan selalu memiliki objek dan subjek. Baca Juga Ciri-ciri Isim Muannats Isim Fa’ilCara Membuat Isim Fa’ilIsim Fa’il bagi Fi’il Tsulatsi MujarradPada Isim Tsulatsi Mazid dan Isim Ruba’i memiliki kesamaan dalam merubah fa’ Isim Fa’ilI’rab untuk Isim Fa’ilPenjelasan Isim FailShare thisRelated posts Secara sederhana, fa’il adalah sebuah subjek. Keberadaan isim ini merupakan hasil dari transformasi sebuah kata kerja menjadi kata benda, yang menunjukkan pelaku dari kata kerja yang dilakukan. Contohnya adalah dari kata “curi” atau “mencuri” berubah menjadi “pencuri”. Apabila dalam tatanan bahasa Indonesia, hanya perlu ditambahkan awalan “pe-“ atau “pen-“. Menurut kaidah bahasa Arab, perubahan kata tersebut tidak semudah pada tatanan bahasa Indonesia. Terdapat aturan tersendiri yang berdasarkan ilmu. Untuk bisa membuat isim fa’il tersebut, sahabat muslim dapat mempelajari mulai dari tingkat dasar terlebih dahulu. Konsep dasar dari sebuah kalimat menjadi patokan ketika harus merubah isim lain menjadi fa’il. Cara Membuat Isim Fa’il Langkah pertama yang harus dilakukan adalah pastikan jumlah huruf yang terdapat pada kata dasar fi’il tersebut. Sahabat muslim perlu tahu bahwa fi’il ada yang berdasarkan tiga huruf, yaitu fi’il tsulatsi mujarrad untuk kata asli. Terdapat juga fi’il tsulatsi mazid yang digunakan sebagai kata dengan tambahan huruf lainnya. Fi’il yang terakhir adalah berdasarkan empat huruf yaitu fi’il ruba’i mujarrad. Baca Juga Contoh dan Pembagian Isim Majrur Isim Fa’il bagi Fi’il Tsulatsi Mujarrad Ketentuan yang pertama adalah pada pola 1, 2, 3 atau pola fa-a-la, berikan tambahan huruf Alif pada huruf setelah kata pertama. Cara ini akan mengubah pola menjadi fa-a-a-la atau dalam kode huruf yaitu huruf 1, a, 2, 3. Ketentuan lainnya adalah, ketika terdapat pola fa-a’-la dengan huruf tengahnya adalah huruf Alif, maka huruf Alif tersebut diganti dengan huruf hamzah. Selanjutnya pola akan berubah menjadi fa-a-a-la akan menjadi fa-hamzah-a-la. Ketentuan untuk kedua syarat di atas adalah, merubah harakat pada huruf tengah atau huruf dua dari fathah sehingga menjadi kasrah. Contoh Bahasa Arab Fi’il Cara Baca Bahasa Indonesia Bahasa Arab Isim Fa’il Cara Baca Bahasa Indonesia ضَرَبَ dharaba memukul ضَارِب dhaaribun alat pukul كَتَبَ kataba menulis كَاتِبٌ kaatibun alat tulis قَالَ qaala berkata قَائِلٌ qaaila alat bantu berkata Pada Isim Tsulatsi Mazid dan Isim Ruba’i memiliki kesamaan dalam merubah fa’il. Ketika sahabat muslim semuanya mengetahui bentuk fi’il madhiy atau dalam bahasa Inggris disebut past tense-nya, maka ubahlah bentuk fi’il madhiy pada bentuk fi’il mudhari. Cara ini akan merubah pola dari fa-a-la kemudian menjadi yu-fa-a-la. Merubah huruf “yu” sehingga menjadi “mim” berharakatmu dhammah. Merubah harakat a dari fathah, akan menjadi kasar atau dari a menjadi i. Baca Juga Contoh Isim Mudzakkar Contoh Bahasa Arab Fi’il Madhi- Fi’il Mudhari Cara Baca Bahasa Indonesia Bahasa Arab Isim Fa’il Cara Baca Bahasa Indonesia أَكْرَمَ – يُكْرِمُ Akrama- yukramu memuliakan مُكْرِمٌ mukramun orang yang memuliakan اِسْتَقْبَلَ – يَسْتَقْبِلُ istaqbala-yastaqbilu memulai yang baru مُسْتَقْبِلٌ mustaqbilun masa yang akan datang تَوَاجَهَ – يَتَوَاجَهُ tawaajah- yatawajah menghadap مُتَوَاجِهٌ mutawaajih orang yang menghadap Fungsi Isim Fa’il Merubah fi’il lazim yaitu kata kerja intransitif, kata kerja yang tidak menggunakan imbuhan dan tidak membutuhkan objek, agar bisa membuat kalimat tersusun sempurna. Perubahan ini akan membuat fi’il lazim menjadi fa’il ber-i’rab rofa’ atau kata yang memiliki huruf akhir berharakat dhammah tanwin/wau/alif/nun. Contohnya adalah “Khalid perkataannya benar”, maka sahabat muslim bisa mengunakan خَالِدٌ صَادِقٌ لِسَانُهُ Khaalid Shaadiqu lisaanuhu- literal meaning khalid adalah orang yang benar perkataannya dan isim fa’il shaadiqu’ dibentuk dari fi’il lazim صَدَقَ membenarkan. Anda tak benar-benar perlu menambahkan lisaanuhu’ untuk menyatakan Khalid benar. Merubah fi’il mu’ atau kata kerja yang membutuhkan objek sebagai syarat kalimat sempurna, menjadi ber-i’rab rofa’. Kemudian ubahlah maf’ul bih atau objek menjadi berkharakat fathah/ alif /kasrah yang disebut ber’irab nashab. Contohnya adalah “Khalid memukul anjingnya” Anda bisa mengatakan خَالِدٌ ضَارِبٌ كَلْبَهُ khalidun dhaariba kalbahu. Bisa dilihat bahwa dhaaribu’ berharakat dhommah rofa’ dan kalba berharakat fathah nashab. Baca Juga Contoh Isim Isyarah I’rab untuk Isim Fa’il Sahabat muslim sekalian, masih ingatkah dengan mubtada’ dan Khobar. Mengingat kembali ilmu tentang isim, yang dimaksud dengan mubtada’ atau subjek. Khobar dalam bahasa Indonesia disebut dengan perdikat. Salah satu kata dalam kalimat tersebut akan menjadi mudtada’ dan fa’il. Ketika fa’il menjadi mubtada maka bentuk kata akan sesuai dengan pola dasar. Apabila fa’il yang berdiri sebagai mubtada’ memiliki bentuk mufrad dan juga isim bagian khobar akan berubah bentuk menjadi jamak. Bentuk ini akan membentuk raim isim fa’il in rofa’. Namun akan berbeda perlakuan jika fa’il berubah menjadi khobar, maka terdapat beberapa jenis i’rab yang berlaku sebagai berikut. Apabila terdapat kata dimubtada’ dan isim fa’il adalah mufrad, maka menggunakan i’rab rofa’. Ciri dari isim ini adalah memiliki harakat dhammah tanwin pada akhir kata. Contohnya adalah ضَارِبٌ dhaaribun, orang yang memukul. Apabila kata yang berada pada mubtada’ dan isim fa’il dilakukan khobar secara bersama mutsanna, maka menggunakan i’rab rofa’. Namun pada kali ini menggunakan huruf alif dan nun yang berada di belakang kata. Contohnya ضَارِبٌ dhaaribun, orang yang memukul menjadi ضَارِبَانِ dhaaribaani, dua orang yang memukul. Apabila kata yang terdapat pada mubtada’ dan isim fa’il dilakukan khobar jamak, maka gunakanlah i’rab rofa’. Penggunaannya dengan menyematkan huruf wauw dan nun pada bagian belakang kata. Contohnya adalah ضَارِبٌ dhaaribun, orang yang memukul menjadi ضاربون dhaaribuun, banyak orang yang memukul. Baca Juga Tasrif Isim Maf’ul Belajar tentang struktur kata dalam bahasa Arab memang sangat menarik. Sahabat muslim akan semakin bertambah wawasannya tentang sastra Arab. Untuk membentuk suatu kalimat, dalam bahasa Arab dikenal dengan namanya isim. Jenisnya cukup banyak, termasuk isim fa’il. Dengan adanya kaidah yang ditentukan, maka kalimat yang disusun akan menjadi sebuah kalimat sempurna. Penjelasan Isim Fail Pemuda Muslim Yang Selalu Memperbaiki Hati dan Diri Programmer Blogger Desainer Dibawah ini adalah detail arti nama Sadek dalam bahasa Arab. Nama: Sadek: Asal bahasa: Bahasa Arab: Arti Nama: Jujur: Suku Kata: 2 suku kata: Jumlah Huruf: 5 huruf Sampai Dengan Khâ’ (خاء), Dilengkapi Tulisan Arab Jumat, 27 Mei 2022; 100 Nama Bayi Laki-laki Dari Huruf Hijaiyah Yang Islami, Unik, Dan Modern Kamis, 26 Mei 2022; 1000 Fa huruf Arab From Wikipedia, the free encyclopedia Fa huruf dalam bahasa Arab ﻑ pada posisi lepas adalah huruf ke-20 dalam abjad Arab. Huruf ini melambangkan fonem /f/. Huruf ini memiliki varian penulisan di antaranya ف pada bahasa Arab standar modern; ڢ pada bahasa Arab Maghrib yang dipakai di beberapa negara Arab di Afrika Utara kecuali Libya.
LaaTahzan Innallaha Ma'ana (لَا تَحْزَنْ إِنَّ اللَّهَ مَعَنَا) dalam bahasa Arab mempunyai arti " Janganlah kamu bersedih, Sesungguhnya Allah bersama kita " atau menurut Surat At-Taubah Ayat 40 memiliki arti " Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita ". Karena memang kalimat La Tahzan
Sebelum menguraikan maksud judul di atas, ijinkan saya mengatakan bahwa beginilah jadinya kalau Al Quran yang mu’jizat itu dipahami dengan bahasa aslinya, bukan dengan bahasa terjemahan. Bahasa terjemahan tentu bermanfaat sekali. Tetapi ini masalah mana yang lebih utama dan lebih banyak ilmunya. Sesungguhnya mempelajari berbagai bahasa bukan hal yang rumit buat kita. Kalau kita bersemangat mempelajari bahasa dunia kita, tidakkah kita lebih bersemangat dalam mempelajari bahasa agama kita. Sebuah renungan… Inilah ayat Qowamah yang dimaksud, الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاءِ بِمَا فَضَّلَ اللَّهُ بَعْضَهُمْ عَلَى بَعْضٍ وَبِمَا أَنْفَقُوا مِنْ أَمْوَالِهِمْ فَالصَّالِحَاتُ قَانِتَاتٌ حَافِظَاتٌ لِلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللَّهُ “Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka laki-laki atas sebahagian yang lain wanita, dan karena mereka laki-laki telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara mereka.” Qs. An Nisa’ 34 Ayat ini sudah sangat sering kita bahas di Parenting Nabawiyah, mengingat pentingnya ayat ini dalam panduan keluarga. Kini kita membahasnya lagi. Bukan kalimat dan kata-katanya. Tetapi hanya satu huruf yang memberikan makna sangat dalam. Ya, hanya satu huruf Huruf Fa’ فـ. Huruf Fa’ itu ada kata فَالصَّالِحَاتُ. Dalam Bahasa Indonesia Huruf Fa’ sering diterjemahkan Maka. Atau dalam terjemahan di atas Sebab itu maka… Kini mari kita pahami Huruf Fa’ ini sesuai dengan bahasa aslinya. Huruf Fa’ dalam Bahasa Arab mempunyai beberapa makna. Dengan demikian, maka tidak selalu sama arti dari Huruf Fa’ itu. Huruf Fa’ bisa mengubah harakat sekaligus arti. Para ulama mengatakan bahwa Huruf Fa’ dalam ayat ini bermakna Isti’naf. Karenanya harakat فَالصَّالِحَاتُ adalah dhommah, karena Huruf Fa’ nya Isti’naf. Apa itu Isti’naf? Isti’naf adalah permulaan; di mana susunan kalimat sebelum Huruf Fa’ telah sempurna dan selesai, kemudian dimulailah kalimat baru tetapi terdapat hubungan antara kalimat sebelum Huruf Fa’ dan kalimat setelahnya. Begitulah kaidahnya. Jika kaidah ini telah kita pahami, maka berikut ini adalah penjelasan Muhammad Ath Thahir bin Muhammad yang lebih dikenal dengan Ibnu Asyur w 1393 H dalam kitab tafsirnya Attahrir wat Tanwir, “Fa’ dalam firman Nya فَالصَّالِحَاتُ isti’naf permulaan untuk menyebutkan syariat hak-hak suami dan istri serta masyarakat keluarga. Maka firman Nya Kaum laki-laki adalah Qowwam bagi para wanita, adalah merupakan syariat utama yang menyeluruh. Di mana hukum-hukum pada ayat-ayat setelahnya adalah cabang dari syariat utama ini, jadi ia seperti sebuah mukaddimah. FirmanNya فَالصَّالِحَاتُ merupakan cabang dari syariat utama itu. Sesuai dengan sababun nuzul yang ada pada ayat sebelumnya An Nisa 32. Jadi hukum yang ada pada ayat ini adalah hukum umum yang dihadirkan untuk memberikan alasan bagi hukum khusus.” Inilah penjelasan dari kalimat-kalimat tersebut Ayat 34 dari Surat An Nisa’ ini cukup panjang mencakup beberapa pembahasan tentang keluarga. Masih bersambung temanya dengan ayat berikutnya 35. Dua ayat tersebut membahas berbagai tema tentang keluarga Qowamah suami di atas istri, dua syarat qowamah sekaligus tugas utama suami, istri yang harus shalihah, dua ciri istri shalihah, penjagaan istri terhadap dirinya yang akan berbalas dengan penjagaan Allah terhadap suaminya di luar rumahnya, penanganan kedurhakaan istri, mengatasi konflik rumah tangga yang retak, dan peluang untuk kembali rekat rumah tangga yang retak. Semua tema penting keluarga tersebut, dimukaddimahi dengan tema qowamahsuami atas istrinya. Pembahasan-pembahasan berikutnya adalah sub-sub bahasan yang berada di bawah tema besar Qowamah suami atas istrinya. Adapun yang dimaksud dengan sababun nuzul ayat sebelum di ayat 32 adalah sebagai berikut, وَلَا تَتَمَنَّوْا مَا فَضَّلَ اللَّهُ بِهِ بَعْضَكُمْ عَلَى بَعْضٍلِلرِّجَالِ نَصِيبٌ مِمَّا اكْتَسَبُوا وَلِلنِّسَاءِ نَصِيبٌ مِمَّا اكْتَسَبْنَ وَاسْأَلُوا اللَّهَ مِنْ فَضْلِهِ إِنَّ اللَّهَ كَانَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمًا “Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. Karena bagi orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita pun ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” Disebutkan dalam Sunan Tirmidzi sebab turunnya ayat ini, dari Mujahid dari Ummu Salamah radhiallahu anha berkata, “Ya Rasulullah, kaum laki-laki berperang sementara kaum wanita tidak. Dan kami mendapatkan setengah harta warisan. Maka Allah pun menurunkan ayat tersebut.” Ayat ini melarang untuk terjadi saling iri antara laki dan perempuan. Karena peran yang berbeda maka hak juga berbeda. Pembahasan tentang keshalihan seorang istri merupakan sub pembahasan dari kepemimpinan suami yang mempunyai posisi lebih tinggi dalam rumah tangga. Dan tidak boleh ada rasa saling iri di atara mereka berdua, karena Allah yang lebih paham tentang pembagian tugas dan hak yang akan membahagiakan jika diikuti aturan Nya. Dengan demikian bisa kita rasakan betapa luar biasanya peran kepemimpinan yang baik pada diri seorang suami. Qowamah yang baik itu akan berefek pada keutuhan dan kebahagiaan rumah tangga. Sebaliknya, gagal dan jatuhnya qowamah adalah retaknya rumah tangga. Maka Huruf Fa’ pada; Wanita yang sholihah, yang berfungsi sebagai isti’nafmemberikan dua arti penting Seorang wanita menjadi sholihah dengan upayanya dan kemandiriannya sendiri yang terpisah dari suaminya. Tetapi qowamah suami yang baik berhubungan erat dengan munculnya keshalihan seorang istri. Wallahu A’lam Manfaatmempelajari ilmu nahwu dan sharaf. 1. Mampu memahami bahasa arab dan struktur kalimatnya yang menjadi bahasa Al-Qur’an dan Al-Hadits, yang keduanya adalah dasar tuntunan hidup umat islam.Salah dalam membaca suatu harokat dalam dalam bahasa arab dapat merubah arti dan maksudnya. 2.
Beberapa macam pembagian huruf fa ف dalam Bahasa Arab Ilmu Nahwu 1. Fa Athofiyah الفاء العاطفة untuk menghubungkan kata, pengathofan huruf ini berfaidah tartib berurutan dan ta’qib tanpa selang waktu contohnya جاء محمدٌ فزيدٌ Maka maknanya adalah “telah datang Muhammad kemudian setelah itu langsung datang Zaid tanpa adanya pemisah seorang pun antara keduanya.” 2. Fa Sababiyah فاء السَبَبِية yaitu apa yang sebelum fa menjadi sebab apa yang setelahnya. Fa ini menashobkan fi’il mudhori setelahnya dengan bantuan أَنْ yang disembunyikan secara wajib. Wajib Fa’ ini terletak setelah nafi atau tholab amr, nahi, du’a, istifham, tamanni, aradh, tahdidh, dan roja’, contohya • Nafi لا تَكْتُبُ الدرْسَ فيَغْضَبَ المدرِّسُ عليك • Amr اجتهدْ فتَنجحَ آخرَ السَنة • Nahi لا تكسَلْ فترسُبَ في الامْتِحان • Du’a اللهمّ اهْدِنِي فأعْمَلَ الخيرَ • Istifham فَهَلْ لَنا مِنْ شُفَعاءَ فَيَشْفَعُوا لَنا • Tamanni ليْتَ لِي مالًا فأحُجَّ منه • Aradh ألا تدْنُو فتَسْمَعَ ما أقُوْل • Tahdidh هلّا ساعدْتَ الفُقَراءَ فتَكْسِبَ أجْرَك عندَ الله • Roja’ لعَلّ اللهُ يَسْفِيْنِي فأزُوْرَك 3. Fa Robithoh الفاء الرابطة adalah fa yang bersambung dengan jawab syarat, apabila jawab syaratnya berupa • Jumlah ismiyah ﻣَﻦ يَزْرَعْ فالحَصادُ يَنتظِرُه • Jumlah tholabiyah amr, nahi, du’a dan seterusnya مَن سأَلَك فأَجِبْه • Jumlah fi’liyah yang fi’ilnya jamid, seperti لَيْسَ، عَسَى، نِعْمَ، بِعْسَ إن تُهمِلْ فلَسْتَ فائِزًا • Jumlah diawali dengan ما، لا، لنْ، س، سوف، قد، ربما، كأنما من يأتِ إليّ فما أرُدُّه خائِبًا • Jumlah yang diawali adat syarat من يُعامِلْك فإنْ كان صادقًا فعاملْه • Berupa qosam إن تأتِنِي فواللهِ لَأُكْرِمَنّك Terkadang masuk fa ini pada jawab yang bisa dijadikan sebagai jawab syarat fi’il mudhori’, namun wajib merofa’kan fi’il mudhori’, semisal contoh ومنْ عادَ فينتَقِمُ اللهُ منه ومن يُؤمِنْ بربّه فلا يُخافُ Murodi mengatakan bahwa jumlah setelah fa pada 2 contoh di atas, adalah khobar dari mubtada’ yang dihapus, maka fa di sini masuk pada jumlah ismiyah. Diantara fa robithoh adalah fa yang masuk pada jawab syarat dari adat syarat ghoiru jazm, semisal أما, contohnya فأمّا اليتِيْمَ فلا تقهَرْ 4. Fa Ta’liliyah الفاء التعليلية yaitu apa yang setelahnya adalah sebab dari apa yang sebelumnya, huruf fa ini bermakna لأجل dan tidak beramal, contohnya ﺯِﻳﺎﺭﺓُ ﺍﻟﻘﺒﺮِ ﻣُﺒﺎﺣﺔٌ ﻓﺎﻟﻨﺒﻲُّ ﻳَﺄﻣُﺮُﻫﺎ “Ziyarah kubur hukumnya adalah mubah, sebab Nabi memerintahkannya.” 5. Fa Isti’nafiyah الفاء الإستئنافية atau Fa Musta’nafah yaitu fa yang terletak pada jumlah baru yang jumlah ini tidak ada kaitannya dengan jumlah sebelumnya, contohnya لم يأتِ محمدٌ فيَهْنِئُني Lafadz فيهنئُني dengan dibaca rofa’ menunjukkan bahwa lafadz فيهنئني yang artinya “dia memberi aku makan” tidak ada kaitannya sama sekali dengan lafadz لم يأت محمد “muhammad tidak datang”, maka fa di sini adalah fa isti’nafiyah. Apabila lafadz فيهنئْني dibaca jazm, maka huruf fa disini adalah fa athofiyah, maka maknanya “muhammad tidak datang dan dia memberiku makan”. Apabila lafadz فيهنئَني dibaca nashob, maka fa disini adalah fa sababiyah, maka maknanya “karena muhammad tidak datang maka dia memberiku makan” yaitu karena sebab Muhammad tidak datang sehingga dia memberiku makan. 6. Fa Tafsiliyah فاء التفصيلية yaitu fa untuk merinci jumlah sebelumnya, contoh توضّأ زيدٌ فغَسَلَ وَجْهَه ويَدَيه “Zaid berwudhu kemudian mencuci wajah dan kedua tangannya.” 7. Fa Fasihah الفاء الفصيحة adalah fa yang terletak pada jawab syarat, yang mana syaratnya ditakdirkan, contohnya الكلامُ اسمٌ، وفعل، وحرف، فالاسم Maka takdirnya إذا ﺃﺭﺩْﺕَ ﺃﻥ ﺗﻌﺮﻑَ ﺍﻻﺳﻢَ، فالاسمُ “Apabila engkau ingin mengetahui makna isim, maka isim ….” Dan juga Firman Allah فأمّا اليَتِيمَ فلا تقْهَرْ Takdirnya إذا سألك عن اليتيم “Apabila bertanya kepadamu tentang anak yatim, maka terhadap anak yatim ….” Sebagian mengatakan fa fasihah adalah fa yang dihapus padanya ma’tuf alaih, beserta keberadaannya ma’tuf alaih sebagai sebab bagi ma’tuf. Dikatakan fa fasihah karena mengungkapkan sesuatu yang dihapus, dan berfaidah menjelaskan sebab. Sebagian lagi berkata fa fasihah adalah fa yang masuk pada jumlah yang disebabkan dari jumlah sebelumnya yang tidak disebutkan, contohnya firman Allah وإذ استَسْقَى موسى لِقَوْمِه فقُلْنا اضرِب بعَصاك الحَجَرَ فانفجَرَتْ منه اثْنَتا عشرةَ عَيْنا Maka fa pada lafadz فانفجرت adalah fa fasihah, takdirnya فضرب بعصاه الحجر فانفجرت yaitu pukulan Nabi Musa menyebabkan terpancarnya air. Definisi kedua inilah yang paling bagus, disebutkan oleh Syaikh Kholid al-Azhari dalam “Tasrih at-Taudih” jilid 2/186 dan Abul Baqaa’ dalam “al-Kulliyat” hal 1049. Fa’ Fasihah biasanya terletak pada isim ma’rifah, yang sebelumnya ia disebutkan dalam keadaan nakirah dan kalam sebelumnya dalam konteks pembagian, contohnya الاسم إما معربٌ وإما مبنيٌّ، فالمُعْرَبُ الفعل إما ثُلاثِيُّ وإما رباعيٌّ، فالثُلاثِيُّ Lafadz fa pada فالمُعْرَبُ dan فالثُلاثِيُّ adalah fa fasihah, sebab disebutkan sebelumnya dalam keadaan nakirah. 8. Fa Tafri’iyah فاء التفريعية yaitu apa yang setelahnya fa menjadi cabang bagi sebelumnya, contohnya ﻫﻮ ﺍﻟﺬﻱ ﺧﻠﻘَﻜﻢ ﻓﻤﻨﻜﻢ ﻛﺎﻓِﺮٌ ﻭﻣﻨﻜﻢ ﻣﺆﻣِﻦٌ Sebagian Ulama Nahwu tidak membedakan antara fa fasihah dan fa tafri’yah, diantaranya adalah Zamakhsyariy dalam kasyaf 1/71. 9. Fa Tazyiniyah الفاء التَزْيِيْنِية fa tambahan untuk menghiasi lafadz, contohnya fa yang masuk pada lafadz فصاعدًا، فقدْ، فأكثر 10. Fa Za’idah الفاء الزائدة fa’ ini terbagi 2, yaitu • Fa yang masuk pada khobar mubtada’ apabila khobarnya bermakna syarat, contohnya الذي يأْتِي فله دِرْهَمٌ • Fa yang ada atau tidaknya dia tidak memberikan makna terhadap kalam, ini dinukilkan dari al-Akhfasy, contohnya أخوك فوجد Dan ucapan penyair وقائلةٍ خَوْلانُ فانْكِحْ فتاتَهم ** وأُكْرُوْمةُ الحَيَّيْنِ خَدْوٌ كما هي Banyak fa ini menempel pada amr atau nahi. Berkata Ibnu Barhan “ketahuilah bahwa fa’ datang sebagai tambahan di sisi madzab kami.” Dan beliau membawakan ucapan Penyair إذا هلكتُ فعند ذلك فاجزَعِي 11. Fa Fi’liyah الفاء الفعلية yaitu fa pada fiil amr pada bina lafif mafruq, contohnya وفى maka fiil amrnya فِ dengan kasrah. Berikut pembagian huruf fa’ yang terdapat khilaf di dalamnya • Fa’ yang masuk pada إذا fuja’iyah, contohnya خرجْتُ فإذا الأسدُ Mazani dan yang mengikutinya mengatakan bahwa fa di atas adalah za’idah, ini juga pendapat al-Farisi. Abu Bakr Mabroman mengatakan bahwa fa’ di atas adalah fa’ athof, ini juga pendapat Ibnu Jinni. az-Zajjaj mengatakan bahwa fa’ di atas adalah fa’ jazaa’ • Fa’ yang masuk pada ma’mul yang didahulukan, pada amr dan nahi, semisal contoh زيدًا فاضْرِبْ عمرًا فلا تُهِنْ Berkata al-Farisi bahwa fa’ di atas adalah fa’ za’idah. Sebagian lagi mengatakan bahwa fa’ di atas adalah fa’ athof, yaitu takdirnya تَنَبَّهْ فاضرِبْ زيدًا تنبَّهْ فلا تهن عمرًا • Fa’ yang mengejarkan isim setelahnya, semisal ucapan Penyair فَمِثْلِكِ حُبْلى قدْ طرقْتُ ومُرضعٍ ** فألهيْتُها عن ذي تمائمَ مُغيَل فَحُوْرٍ قدْ لهيْتُ بهن عِيْنٍ ** نواعمَ في المُرُوط وفي الرِياط Yang benar bahwasanya fa’ di atas tidak mengejarkan, melainkan terdapat huruf jar رُبّ yang ditakdirkan setelah fa’, maka pada bait pertama fa’ adalah fa’ athof dan yang kedua adalah fa’ jawab dari bait sebelumnya. Ibnu Usfur dan Ibnu Malik menukil kesepakatan, bahwa para Ulama Nahwu sepakat yang mengejarkan pada contoh di atas adalah ربّ bukan fa’. • Fa’ huruf ibtida’, semisal contoh قام زيدٌ فهل قُمْتَ ؟ ألم تسألْ الربْعَ القواءَ فينطق Yaitu فهو ينطق Dan Firman Allah عز وجل فأنتم فيه سواءٌ Yang benar bahwasanya fa’ di atas adalah fa’ athof yang mengathofkan jumlah. • Fa’ dengan makna حتى, semisal contoh فهم فيه شُرَكاء Yang benar bahwa fa’ di atas adalah fa athof. • Fa’ dengan makna إلى ini disebutkan oleh sebagian Madzab Kufa, semisal contoh هو أحسَنُ الناس ما بين قرْنٍ فقَدَمٍ بين الدخولِ فَحَوْمَلِ Yaitu إلى قدمٍ dan إلى حوملِ Yang benar bahwa fa’ pada contoh di atas adalah fa athof. Rujukan • Janaa ad-Dani fi Hurufil Ma’aani, hal 61-78 • Syarah Damamini ala Mugni Labib, Jilid 2, hal 80-94 • Adawatul I’rob, hal 133-145
Artinyadalam Bahasa Indonesia : “ Segala puji bagi Allah yang telah memberi hajatku ” Berikut ini adalah do’a Ketika Mendapat Mimpi Buruk yang dipanjatkan kepada Tuhan Allah SWT untuk dibaca setelah terbangun dari mimpi yang membuat hati sedih, waswas atau yang bersifat negatif. Doa dalam huruf latin berbahasa Arab :
Apa arti Far’un فَرْعٌ?Tulisan arab Far’un adalah فَرْعٌ. Far’un artinya cabang, Kata Far’un terdiri dari 3 huruf hijaiyah, yakni huruf Fa’, huruf Ro' dan huruf 'Ain. Bentuk jamak dari kata Far’un adalah Furu’un فُرُوْعٌ Karena Far’un termasuk Isim munshorif, maka Far’un bisa menerima tanda I’rob berupa harokat dhommah tain, kasroh tain menjadi Far’in, dan fathah tain menjadi Far’an. Tashrif kata Far’un فَمٌTahsrif adalah perubahan kata di dalam bahasa arab karena dhomir kata ganti, dimana cabang dia dengan Cabang kami pasti berbeda di dalam penulisannya. Berikut tashrif kata Far’un dari kata ganti dia laki-laki sampai kami. فَرْعُهُ Far’uhu artinya Cabang dia laki-laki فَرْعُهُمَا Far’uhuma artinya Cabang mereka berdua laki-laki فَرْعُهُمْ Far’uhum artinya Cabang mereka laki-laki فَرْعُهَا Far’uha artinya Cabang dia perempuan فَرْعُهُمَا Far’uhuma artinya Cabang mereka berdua perempuan فَرْعُهُنَّ Far’uhunna artinya Cabang mereka perempuan فَرْعُكَ Far’uka artinya Cabang kamu laki-laki فَرْعُكُمَا Far’ukuma artinya Cabang kamu berdua laki-laki فَرْعُكُمْ Far’ukum artinya Cabang kamu semua laki-laki فَرْعُكِ Far’uki artinya Cabang kamu perempuan فَرْعُكُمَا Far’ukuma artinya Cabang kamu berdua perempuan فَرْعُكُنَّ Far’ukunna artinya Cabang kamu semua laki-lakiفَرْعِى Far’i artinya Cabang saya فَرْعُنَا Far’una artinya Cabang kamiContoh kalimat dengan Kata Far’un فَرْعٌ Berikut adalah 5 contoh kalimat dengan kata Far’un فَرْعٌ di bahasa arab. Adapun warna kuning kami berikan kepada lafadz Far’un supaya memudahkan di dalam mempelajarinya. Apabila saudara mempunyai pertanyaan silakan tulis melalui kolom komentar di bawahاَلَمْ تَرَ كَيْفَ ضَرَبَ اللّٰهُ مَثَلًا كَلِمَةً طَيِّبَةً كَشَجَرَةٍ طَيِّبَةٍ اَصْلُهَا ثَابِتٌ وَّفَرْعُهَا فِى السَّمَاۤءِۙ artinya Tidakkah kamu memperhatikan bagai-mana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya kuat dan cabangnya menjulang ke langit, Surat Ibrahim ayat 24نَصَائِحُ مُهِمَّةً تُسَاعِدُكَ فِي اِفْتِتَاحِ فَرْعٍ جَدِيْدٍ لِتِجَارَتِكَ artinya Nasihat penting untuk membantu Anda membuka cabang baru bisnis مَعْرِفَةً أَقْرَبُ فَرْعٍ اِتِّصَالَاتٍ artinya Kode untuk mengetahui cabang Etisalat terdekat. بَنْك مِصْر يَفْتَتَحُ فَرْعًا جَدِيْدًا بِجَارْدَنِزْ إِمْبَابَةِ bank mishr yaftatahu far'an jadidan bijardaniz imbabati artinya Banque Misr membuka cabang baru di Gardens الْطَائِرُ عَلَى فَرْعٍ الْشَجَرَةِ yaqofu thoiru 'ala far'il syajaroti artinya Seekor burung berdiri di cabang pohon. . 241 77 484 59 340 394 391 113

arti huruf fa dalam bahasa arab